Galeri

Minggu, 11 Desember 2011

Lack of understanding on the Policy

We, as practical persons,  don't really have a good understanding in the law toward education. WE just do what we understand to do, according to explanation of human resource at the first time we enter an education institution. Time goes by and we remain doing all the things without knowing the basic policy stated what we do. That's why  we don't even sure about the rights that we have. How could we advocate our rights and other issues within education field which is the main points to make a better conditions day by day.
It's ironic. Even sometimes my mind doesn't really like to learn about the policy, but I realize that I must start to take a look at those documents. I have to understand where do I stand at and what am I doing now, what are the impacts and where do they go for ?
I am now trying to compile all the law toward education system and start to read them, to understand them.
I want to be the one who really know about the role and being able to advocate for something to be better, just like what we are facing now towards national evaluation system. 

Sabtu, 10 Desember 2011

SLB sebagai Resource Center

Suatu hari, di mana seluruh sekolah telah membuka diri untuk menerima beragam siswa dengan kondisinya masing-masing, kesempatan tidak lagi menjadi sesuatu yang mahal diraih. Semua anak mendapatkan haknya untuk memilih dan menentukan yang mereka mau, dalam kaitannya dengan sekolah yang menjadi lembaga tempat mereka belajar. Kebutuhan mereka yang unik, tidak lagi menjadi momok yang menjadikannya istimewa. Kesadaran bahwa semua anak memiliki hak untuk mendapatkan layanan maksimal, membukakan pintu kreatifitas dan semangat pemberdayaan semua pihak.

SLB menjadi alternatif sekolah untuk mendidikan siswa-siswa yang memang membutuhkan layanan pendidikan khusus. Semakin sedikit siswa SLB, dan semakin berdaya gurunya, karena mereka akan menjadi nara sumber yang memantau perkembangan siswa-siswa dengan kebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah umum. Guru  menjadi tenaga ahli dalam memberikan pengayaan dan keterampilan dasar bagi siswa berkebutuhan khusus. Dan juga tutor dan konselor bagi guru di sekolah bersangkutan. Hal ini sangat penting, karena ada keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh anak-anak dengan kondisi khususnya, seperti tuna netra yang otomatis harus menguasai penulisan dan pembacaan huruf braille untuk memudahkan mereka mengakses informasi. Tidak semua guru memahami bahkan kenal dengan huruf Braille. Di sinilah peran guru SLB untuk memberikan pelatihan keterampilan baca tulis Braille. Atau untuk anak-anak yang menyandang tuna rungu...mereka perlu mendapat pelatihan wicara, atau speech therapy. Di mana layanan ini hanya dapat diberikan oleh tenaga-tenaga yang ahli di bidangnya.

Lalu selanjutnya ada proses observasi, evaluasi, dan pelaporan. Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan dari anak berkebutuhan khusus selama mereka mengikuti proses pembelajaran. Penentuan program-program pengembangan serta mengkomunkasikannya dengan orang tua. Dengan kata lain, terbinanya hubungan kerjasama yang sangat baik antara pihak sekolah, resource centre, dan orang tua sebagai pihak-pihak penentu keberhasilan anak didik.

Bisa dibayangkan, begitu harmonisnya mutual sistem yang terbentuk. Namun, semuanya tidak terlepas dari peranan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Otomatis, menjadi PR pemerintah untuk memikirkan sistem kompensasi dari tenaga-tenaga guru SLB yang menjalankan tugasnya, moving dari 1 sekolah ke sekolah yang lain. Dengan pemahaman yang sama, visi dan misi yang sejalan, semua akan mudah untuk dilaksanakan. Sehingga angka 74 % anak disabilitas yang sekarang belum bersekolah, dapat dihilangkan dan semua anak berkesempatan untuk mengikuti proses penempaan diri sebagai generasi bangsa yang berarti di masa depan.

Kamis, 01 Desember 2011

Dari Soal Bahasa Indonesia Melanjutkan Cerita

Chrysan
Desa Pedagun mengalami kekeringan. Seluruh tanaman padi yang ditaman tidak tumbuh dengan baik. Karena itu  penduduk tidak dapat memanen padi pada waktu yang diharapkan. Beras tidak lagi menjadi bahan makanan pokok. Kini, banyak penduduk yang berganti memakan singkong dan jagung. Warga menjadi ressah. Bayi-bayi menangis kelaparan. Harga makanan semakin meninggi. Banyak orang yang pindah dan mengungsi ke rumah orang tua mereka. Hingga suatu hari, semua makanan dan minuman habis. Bapak SBY ternyata mendengar berita bahwa Desa Pedagun mengalami kekeringan . Pak SBY menyumbangkan  makanan dan minuman. Akhirnya, musim hujan tiba, wargapun senang, petani juga senang sekali. Akhirnya mereka, para warga desa hidup dengan tentram lagi.

(oleh: Chyrisan Dylauda A./ Kelas 4A)


Made Handika
Desa Pedagun mengalami kekeringan. Seluruh tanaman padi yang ditaman tidak tumbuh dengan baik. Karena itu   penduduk tidak dapat memanen padi pada waktu yang diharapkan. Beras tidak lagi menjadi bahan makanan pokok. Kini, banyak penduduk yang berganti memakan ubi. Karena ubi tidak kenal musim. Untungnya, para petani memiliki tanaman ubi karena lebih praktis dan lebih mudah mencarinya. Para penduduk desa, hampir setiap hari memakan ubi sebagai pengganti nasi. Mereka telah merasakan ubi memang lebih enak dari pada nasi. Akhirnya ubi telah berada di seluruh Indonesia.


(oleh : Made Handika  / Kelas 4B)

Minggu, 20 November 2011

Setara dalam Inklusi

Kenapa ada kata inklusi jika pada dasarnya Tuhan tidak pernah menciptakan ekslusifitas dari apapun ? Manusia memang selalu lebih kreatif dalam menyombongkan dirinya. Menciptakan segala macam istilah dan produk abstrak maupun nyata dalam hiduonya. Tidak akan pernah berhenti membuat terobosan-terobosan yang awalnya dipandang mustahil. Berpikir . .. berpikir . . . dan berpikir terus. Berlari . . . berlari . . . .dan berlari seolah kaki-kakinya terbuat dari baja, bukannya dari tulang. Meski hanya dengan hanya 2 tangan, terus menguleni adonan ide-idenya menjadi karya-karya baru yang heboh. Sampai munculah kata inklusi, setelah disadari banyak krisis muncul dari penerapan ekslusi. Jadi apa yang salah ? Sikap sombong ? Tidak semua orang sombong. Hanya saja, kesombongan yang diciptakan orang-orang tertentu menjadi sebuah refleksi orang-orang lainnya, untuk memikirkan penanganan dampak dari kesombongan itu sendiri.

Di mana letak kesombongan dalam pendidikan ? Keangkuhan akan singgasana yang cemerlang dengan kurcaci-kurcaci kecil sempurna tanpa cela. Maka dianggap sempurnalah kerajaan sekolah itu. Sang raja atau ratu yang berkuasa duduk sambil mendengarkan cerita-cerita lucu dan mengesankan atau berita -berita membanggakan dari ukiran-ukiran prestasi mereka. Begitulah gambaran umum lembaga sekolah yang ideal di mata sebagian orang. Maka, ketika seorang ibu menggandeng anaknya yang tuna rungu memasuki gerbang sekolah, mereka menutup rapat pintunya, dengan deklamasi yang entah datang dari mana, ribuan alasan klise disampaikan, hingga si ibu dan anak melangkah pergi dengan hati yang gamang. Ke mana mereka akan pergi selanjutnya ?

Ke sana ke sini, sang ibu tidak dapat lagi melihat sekolah untuk anaknya. Sekolah-sekolah yang pernah dilaluinya telah menutup rapat pintu-pintu kelas untuk anaknya. Sang Ibu merana, menatapi anaknya yang sedang menggambar sebuah sekolah di atas kertas, dan menuliskan sebuah kata, "Sekolahku". Tapi yang mana sekolah untuknya ?

Dengan alasan, karena takut tidak dapat memberikan pelayanan yang terbaik, banyak sekolah yang melakukan tindakan di atas. Sebenarnya bukan itu, mereka hanya tidak mengerti sepenuhnya, bahwa pendidikan itu untuk semua. Sekolah itu adalah kerajaan bersama. Dan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan adalah pembelajar sepanjang hayat yang harus memiliki semangat untuk mencerdaskan ank bangsa tanpa diskriminasi.

Kamis, 13 Oktober 2011

Rapat Pagi

Kemarin, di jam morning ritual, pejabat kelas berkumpul di hall atas. Mereka perwakilan siswa dari kelas 3 sampai kelas 5 yang berada di lantai atas. Kami berdiskusi tentang penentuan jadwal petugas yang membuka dan menggulung karpet saat sholat Zuhur. Karena yang selama ini terjadi adalah, karpet dibiarkan terbuka setelah sholat, menunggu sampai office boy sekolah yang menggulung. Hal ini sebenarnya dapat langsung dilakukan oleh siswa, tanpa menundanya, sehingga seringkali karpet menjadi kotor karena ada anak-anak yang menginjaknya saat bermain, terutama jika office boy tidak langsung menggulungnya.

Masalah kedua yang masih berkaitan dengan hall atas juga, adalah penggunaan ruang bermain bola. Pernah suatu siang, beberapa anak menghampiri saya dan mengadu, "Bu, adik-adik kelas 4 koq ga mau gantian mainnya. Kami sudah tidak pernah bermain di hall atas selama beberapa hari." Ok, ini juga satu poin yang harus didiskusikan bersama.

Jadi, saya undang pejabat kelas 3-5 untuk berkumpul menyelesaikan masalah ini. Dan mereka setuju untuk dibuat jadwal. Setelah sepakat, mereka menandatangani kesepakatan itu.
Hari ini akan ditempel di hall atas, dan diberikan ke setiap kelas di lantai atas.

Minggu, 09 Oktober 2011

Gratis Berimajinasi (1)

Apa yang gratis dalam hidup ini selain bernafas ? Jawabannya adalah berpikir. Pertanyaan selanjutnya adalah berpikir yang bagaimana yang menyenangkan ? Jawaban saya adalah berimajinasi, memimpikan sesuatu yang seru dan bebas tanpa batas. Selain untuk kesenangan, dari pengalaman saya sebagai seorang guru, berimajinasi dapat meningkatkan kadar serotonin, yang menyebabkan saya merasa lebih relaks. Kondisi relaks inilah yang saya butuhkan dalam melakukan setiap aktivitas, termasuk melakukan tanggungjawab saya mengajar.


Sebagai manusia, pastinya ada saat-saat di mana kondisi hati tidak selalu stabil. Jika sudah terasa bad mood datang, strategi yang saya gunakan adalah mencari metode belajar yang selain menyenangkan buat siswa, saya juga sekaligus mendapat kesenangan. Seringnya saya membuka pelajaran dengan mengangkat cerita inspiratif dari fakta yang ada, kemudian mengajak siswa membayangkan tentang sesuatu yang luar biasa, yang dapat mereka lakukan. Kemudian, baru dikaitkan dengan materi pelajaran yang dibahas.

Saat ini, tanggungjawab saya adalah mengajar Bahasa Indonesia. Imajinasi membantu sekali siswa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Seperti pada tema surat undangan pribadi. Awalnya saya bercerita tentang wisatai luar angkasa yang digagas oleh Richard Branson. Lalu, apa kaitannya dengan surat undangan pribadi ? Richard Branson menjadi inspirasi untuk melanjutkan ke aktivitas selanjutnya. Saya berikan waktu siswa selama 1 menit untuk menentukan tema surat undangan pribadi mereka. Contohnya, seperti Richard Branson yang mengundang orang-orang untuk ikut dalam wisata luar angkasa yang dia gagas di tahun 2009. Selama 1 menit itu, saya arahkan imajinasi mereka ke langit. Membayangkan tema undangan yang luar biasa. Menempatkan diri mereka menjadi seorang pengusaha hebat yang dapat menciptakan sesuatu yang berbeda dan berskala internasional.


Yang menyenangkan bagi saya adalah melihat kerlap-kerlip bintang di mata mereka saat mereka menunjukkan jarinya dan melontarkan ide-ide uniknya masing-masing. Mulai dari pengusaha batik berskala internasional, pengusaha restauran, pemilik sekolah, sampai dengan pengusaha pesawat jet dunia. Ketika eiger mereka telah terbentuk, mereka akan lebih mudah menuangkan ke dalam bentuk tulisan. Awalnya, saya bebaskan mereka menulis, tanpa batasan struktur dan tata bahasa yang baik. Biarkan saja ide mereka tertumpah dulu di atas kertas. Setelah mereka selesai, baru saya ajak mereka mengevaluasi tulisan untuk memperbaiki tata dan struktur bahasanya. Hasilnya adalah surat-surat undangan yang kreatif dan variatif temanya. Dan sangat menyenangkan untuk membaca surat-surat itu. Beberapa yang terbaik dari yang baik, telah saya post ke blog.


Cerita selanjutnya, saat kami belajar mengenai menulis berita. Saya membawa beberapa majalah berbeda, mulai dari majalah anak, majalah sosial, sampai dengan majalah yang memberitakan tentang orang-orang terkaya di negeri ini. Satu lagi cerita inspiratif saya ambil dari salah satu majalah, Difabel. Sebuah majalah yang memberitakan kaum disabilitas. Judul artikelnya adalah "Nonton Bareng Tuna Netra". Kebetulan saat itu saya mengikuti acara itu. Berceritalah saya tentang pengalaman saya nonton film bersama tuna netra. Di akhir cerita, saya bertanya, "Kenapa orang menulis cerita ini ?". Ada yang menjawab bahwa untuk meninngkatkan kasih sayang. Ada juga yang menjawab, agar orang lain tahu tuna netra. Saya senang dengan jawaban mereka. Hanya tinggal saya rangkum saja, dan ditekankan bahwa menulis itu penting untuk berbagi informasi dengan orang lain. Seperti pada acara nonton bareng tuna netra yang ditulis untuk menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarakat di Indonesia, bahwa tuna netra juga memilik hak untuk menikmati hiburan, termasuk menonton film. Setelah bercerita, saya psosisikan mereka sebagai wartawan dan bebas  menentukan satu informasi penting yang ingin mereka bahas dan mereka tulis dalam bentuk berita. 
Tema yang mereka angkat beragam. Mulai dari menyapu lantai, fotograpi, film, sampai dengan keamanan sekolah. Nara sumber yang mereka wawancari terkait dengan temanya juga mereka sendiri yang menentukan. Dan yang terjadi adalah mereka melakukan seluruh tahapan kegiatan dengan sausana senang, tanpa tekanan. Karena, seluruh kegiatan, mereka sendiri yang menentukan.

Jumat, 07 Oktober 2011

"Tik Tik" Suara Kuku Dipotong

Pukul 07.30 pagi bel berbunyi. Anak-anak segera membentuk barisan di depan kelas masing-masing. Guru kelas telah berdiri di depan pintu. Pada satu hari di setiap minggu, anak-anak menyodorkan tangan mereka kepada sang guru untuk diperiksa, apakah mereka berhak untuk masuk kelas atau harus melakukan sesuatu terlebih dahulu. Yaitu . . . potong kuku. Wajah-wajah lucu mereka melukiskan apakah kuku mereka bersih atau tidak. Ada yang langsung mengaku, "Hehehe, aku belum gunting kuku, Bu." Atau ada yang nyengir-nyengir saja sambil takut-takut mengulurkan tangannya. Saya sering geli melihat wajah mereka yang merasa kukunya masih panjang atau kotor. Biasanya saya menyentil pelan, sekedar memberi kode bagi anak yang masih belum masuk kelas. Tentu itu bukan sentilan yang menyakitkan, namun sebuah bentuk kasih sayang untuk membiasakan mereka menjaga kebersihan diri mereka, dalam hal ini kuku.

Potong kuku di SD Cakra Buana, khususnya bagi siswa kelas 4 ke atas, sudah menjadi budaya yang secara rutin dilakukan setiap hari Selasa atau Jumat. Anak-anak yang terkena pencet atau sentil kuku karena kukunya panjang, belum boleh masuk kelas. Mereka berkumpul dulu di hall dan duduk melingkar untuk berdoa bersama sebelum memotong kukunya. Setelah berdoa, maka akan terdengar bunyi "tik tik" dari suara kuku yang dipotong. Gunting kuku telah disiapkan oleh guru. Secara bergiliran, mereka akan dengan sabar menunggu teman yang lain. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk potong kuku seluruh anak, tidak lebih dari 20 menit. Setelah itu, mereka baru boleh masuk kelas.

Selasa, 27 September 2011

They Just Need an Inspiration

at home theatre attending video conference
INSPIRASI adalah yang ingin saya berikan kepada anak-anak didik saya setiap kali  menyuguhkan hidangan ilmu di sekolah. Saya melihat, anak-anak hanya belum memiliki pandangan yang luas, karena waktu dan pengalaman mereka yang masih sedikit. Dan sebagai orang dewasa, pastinya guru memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi, karena waktu yang dilewati sudah lebih panjang dari anak-anak. Sudah otomatis menjadi kewajiban guru untuk berbagi informasi sebagai pancingan atau sekedar penyuguhan inspirasi. Tapi jangan salah, yang terjadi selama ini adalah anak-anak dengan keterbatasan pengalaman mereka, tidak kalah kreatif apabila genderang semangat dan imajinasi telah mengetarkan jiwa mereka. Mereka dapat berlari lebih cepat dari yang dapat dibayangkan gurunya. Karena pada dasarnya mereka hanya perlu suguhan inspirasi saja untuk memberikan visualisasi yang real, untuk mereka cari sendiri model mereka masing-masing.
video conference with Ibu Pudji Lestari

Salah satu hidangan inspirasi yang sering saya suguhkan adalah menceritakan fakta real dari orang-orang hebat yang ada, baik di lingkungan terdekat, maupun di dunia secara umum. Membuat mulut mereka menganga sampai jari-jari mereka mulai mengacung untuk bertanya, saat itulah inspirasi telah mengetuk pintu karya mereka. Seperti Richard Branson yang membuat mereka terbang ke angkasa luar dengan mimpi mereka masing-masing, sampai dengan seorang penulis senior, Ibu Pudji Lestari, yang kemarin kami undang untuk menjadi nara sumber dalam video conference. Mereka hanya harus melihat sebanyak-sebanyaknya hal baik yang ada di sekitar mereka, lalu mulai menyulam mimpi-mimpi itu. Memasukan dalam laci-laci mimpi mereka sebagai tabungan untuk membentuk diri mereka menjadi orang-orang hebat di masa depan. 

Selasa, 20 September 2011

Tidak ada yang "Tau-Tau"


Sehelai tali putih mengitari rumput yang sedang ditumbuhkan di lapangan yang terlihat sudah botak di sana-sini. Hanya saja,  sisa air hujan menyamarkan gersang di area footsal sekaligus lapangan serba guna di sana. Sebuah lingkungan yang dikelilingi rimbunnya hijau pepohonan dan gubuk-gubuk kayu beratap rumbia, dikawinkan dengan gedung permanen di sebelah kanannya. Bercat gading dan berlantai 2. Kandank Jurank Doank, sebuah tulisan terpampang di depan gedung, yang merupakan nama dari tempat itu secara keseluruhan. Termasuk sawah dan kebun di bagian belakang sana. Lebih dari 3 hektar luasnya. 

Maksud hati bertemu dengan sang pemiliknya langsung untuk membicarakan kerjasama dengan sekolah kami. Ibu Kepala Sekolah SD menelepon sang pemilik sesaat setelah kaki kami menjejak lapangan bulu tangkis yang pernah disulap menjadi arena pesta, tanggal 8 September lalu. Si Om pemilik, meminta kami melihat-lihat terlebih dulu suasana yang ada. Jujur saja, untuk saya hal itu menyenangkan. Apalagi bukan hanya hijaunya suasana, tapi keriuhan aktivitas yang berlangsung di sana juga menjadi objek perhatian yang menarik. Sekitar 20 anak berjajar di lapangan bulu tangkis yang sudah di pel, tempat kami tadi menelepon pemilik tempat. Mereka sedang berlatih menari salah satu tarian daerah Papua. Sedangkan di ampiteatre mini di bagian pojok area ini, sebuah kesibukan shooting acara anak tengah berlangsung. Kami juga sempat menengok ke sana. Dua orang host yang merupakan pesulap tenar negeri ini tengah memandu acara.  Sedangkan suara bebunyian dari barang-barang yang dipukul terdengar dari arah lantai 2 gedung di depan kami. Saya langsung mengenali permainan perkusi itu. Kami telah menonton pertunjukkan perkusi yang memukau itu sebelumnya. Itu sedikit gambaran tentang kesibukan yang terjadi setiap sore di Kandank Jurank Doank milik Dik Doank. 

Setelah menunggu sekitar 10 menit, kami diarahkan untuk menunggu di ruang mungil di sebelah ruang etalase berisi baju-baju ABG. Ditemani istri sang pemilik, kami berkenalan sekaligus menyampaikan maksud kedatangan. Tidak lama berbicara di sana, Dik langsung bergabung dan mengajak kami ke studio di lantai 2. Ini dia yang saya tunggu-tunggu. Itu ruangan latihan perkusi yang sudah sejak tadi terdengar sampai ke bawah sana. 
Ruanagan itu mengingatkan saya dengan ruang seminar di rumah prubahan Renald Kassali, Bekasi. Beralas kayu dengan langit-langit yang tinggi, dan memiliki layar besar di bagian depan. Hanya saya ruangan ini jauh lebih mungil. Beberapa anak sudah duduk di depan instrumennya masing-masing. Ada sekitar 20-an anak. Dik membuka pertemuan dengan doa.
Bersama anak-anak Jurank Doank
Menyentuh . . . apa yang mereka sajikan adalah persembahan istimewa untuk merajakan tamu-tamu yang saat itu datang. Dan kami 3 di antaranya yang beruntung, selain beberapa artis lain. Hanya ada sekitar 12 an orang tamu di sana. Kami secara eksklusif menonton pertunjukkan live music selama 1 jam. Bayangkan !!! Kami benar-benar tersanjung dengan jamuan ini. Merasa benar-benar dimanusiakan oleh manusia-manusia kecil bimbingan 'manusia besar' itu. 

Ada sekitar 6 lagu yang mereka bawakan dengan iringan perkusi dan gabungan beberapa alat musik lainnya. Didukung dengan sound system dan gambar di layar, semuanya benar-benar sempurna di mata saya. Kalimat-kalimat motivasi yang terselip di antara pertunjukan, menambah makna dari semuanya. Saya belajar banyak selama 1 jam berada di sana. Jiwa-jiwa itu mengeluarkan aura positif yang menular ke saya dan menggumpalkan energi yang sempat tercerabut di jalanan. Kembali mengkristal dan merayap dalam bilik inspirasi di otak. Mimpi-mimpi itu kembali mengepakkan sayapnya. Dan tidak sabar untuk terbang. 
Bahwa hidup harus dinikmati dengan keikhlasan dan rasa. Bahwa setiap orang butuh untuk berbagi, bermain dan bergembira. Dan bahwa semuanya hanya untuk "Dia" yang utama. 
Ada satu tag line favorit yang saya tangkap, "Ini semua tidak tau-tau, tapi merupakan perjuangan yang tidak berujung." Itu kata kuncinya !! Keberhasilannya membina anak-anak itu, sampai dapat menampilkan pertunjukan sebaik itu, adalah hasilan dari proses panjangnya bertahun-tahun, jadi bukan 'tau-tau'. Karena semuanya memang berproses dari nol. Begitupun dengan kematangan kita sebagai manusia dalam memandang dan menjalani hidup. 

Berawal dari niat mengajak kerjasama, sampai akhirnya turut larut dalam aliran kontemplasi mengenai inti dari rasa jiwa. Terimakasih untuk semua yang kemarin memberikan suguhan untuk jiwa saya yang memang sedang lapar berat. Berharap dapat benar-benar bertemu lagi di bulan November, di sekolah saya :).

Senin, 12 September 2011

Laporan Hasil Wawancara


Mewawancarai Pak Jamilludin

       Waktu itu, aku mewawancarai seorang petugas keamanan di Sekolah Cakra Buana. Saat mewawancarai, aku bersama Vincent dan Andre Ho. Aku mulai mewawancarai. Tapi, saat aku memulai, kami hanya tertawa. Setelah tertawa, kami  berhenti dan  mulai mewawancara.
           Bapak Jamilludin namanya. Usianya 27 tahun, dan mulai bekerja pada bulan April tahun 2011. Tugasnya menjaga keamanan. Bapak Jamilludin bekerja 24 jam, dan melakukan pengawasan di semua area. Perasaan Pak Jamilludin saat bekerja, senang.


-Clara Dorothy-



Identitas Pak Idris

           Di Seekolah Cakra Buana terdapat tukang kebun yang bernama Idris. Pak Idris berumur 25 tahun. Pak Idris sudah memulai karirnya pada tanggal 25 Maret 2010. Ia sudah 1 tahun di Sekolah Cakra Buana menjadi tukang kebun. Beberapa tanaman telah ditanaminya, antara lain : pohon mangga, pohon jambu, tanaman hias, dan masih banyak lagi. Mendapatkan bibitnya pun langsung dari sekolah. Untuk merawatnya, Pak IDris harus memberi pupuk, menyiram tanaman, dan masih banyak. Hasilnya pun dapat dikonsumsi. 

- M.T. Premasanti-


Bertanya-tanya

Tadi pagi, aku diberi tugas oleh Bu Nia untuk ke perpustakaan. Lalu, aku bertemua dengan Pak Fajar. Usia Pak Fajar adalah 22 tahun. Tugas Pak Fajar adalah menjaga perpustakaan. Pak Fajar dalam sehari bekerja 8 jam di perpustakaan. Kata Pak Fajar, yang paling sering datang ke perpustakaan adalah guru-guru dan siswa SD.
Buku-buku di sini berasal dari bantuan pemerintah dan hibah dari ketua yayasan. Cara meminjam buku di sini adalah :
1.       Harus menjadi anggota
2.       Mengisi formulir
3.       Membayar uang administrasi sebanyak Rp 3.000,00
4.       Memilih buku yang kamu sukai (maksimal 3 buku)
5.       Meminjam buku  (maksimal 7 hari)
6.       Kalau terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp 500,00 perbuku.
Setelah itu aku kembali ke kelas.

-Nadhira Syifa Ananda-

Ibu Guru Ceria

            Kami Haikal, Yessy, Puti mewawancarai Ibu Neneng. Nama lengkapnya adalah Neneng Nurhayati. Ia berumur 44 tahun. Mendengarnya, kami sedikit kaget, karena tadinya kami mengira Bu Neneng masih berumur 30 tahun.
Ia mulai bekerja dari tahun 2010. Sekarang, ia mengajar di kelas 2B, dan mengajar pelajaran PKN dan Bahasa Indonesia. Saat kami menanyakan, “Ada berapa jam, Ibu bekerja dalam satu hari ?” Ibu Nenang menjawab, “Sekitar 9 jam.” Katanya sambil memainkan jarinya. Kami pun kaget. Tetapi walaupun ia sudah tua dan bekerja 8 jam 1 hari, ia tetap ceria. Dan katanya, ia sangat enang bekerja di Cakra Buana.
-Kayla Puti-




Senangnya Mewawancarai Seseorang

         Pagi tadi, aku belajar Bahasa Indonesia bersama Ibu Nia dan teman-teman di kelas. Aku belajar tentang wawancara. Ibu Nia menjelaskan tentang cara-cara awal untuk mewawancarai  seseorang. Setelah itu, aku dan teman-teman membuat kelompok. Aku dan teman-teman sekelompok mewawancarai nara sumber yang bernama Pak Bayu.
·                Pak Bayu adalah petugas TU di Sekolah Cakra Buana. Di bawah ini adalah hasil wawancaranya.
·                Namanya Bayu Antariksa
·                Umurnya 39 tahun
·                Alamat rumahnya Jl. Pakarena I No. 148
·                Mausk sebagai petugas TU pada tanggal 25 Februari 2011
·                Tugas utamanya adalah mendata pemesanan katering siswa
·                Jam kerjanya 8 jam
·                Katanya, dia biasa-biasa saja saat bekerja di sekolah ini.
Setelah itu, aku dan teman-temanku kembali ke kelas.

-Dhyah Ayu S.-

Denah Kota Impian

Denah 4B
Denah 4A





Kompetisi Children Helping Children

Pada hari Kamis, 8 September 2011 saya dan kawan-kawan pergi ke Kandank Jurank Doank. Inilah rombongan yang ikut dengan Cakra Buana:
Siswa yang ikut: Kautsar, Anetasya, Fanza, April, Jesika, Berliana, Nadifa, Anindhita, Rhido, Chrysan, Dimas, Andien, Haikal, Najma, Phuja, Fiona, Vania, Viani, Cliff, Nadhira dan Viana.

-dilaporkan oleh Haikal-

Selasa, 23 Agustus 2011

Surat Undangan Pribadi Rafi

Amerika Serikat, 26 Mei 2015

Untuk Farhan Maulana
Di Jepang

Asalamualaikum Wr.Wb.,

Halo selamat pagi Farhan. Bagaimana kabarmu sekarang ? Semoga kabarmu baik selalu ya. Farhan, kamu sedang apa sekarang ? Farhan, aku mempunyai perusahaan baru nih, yaitu perusahaan mobil balap. Mobilnya tidak memakai ban dan tidak memakai bensin. Tapi aku membuat mobil balap ini dengan memakai bahan bakar matahari. Mobil balap ini akan bertanding di lapangan sirkuit yang bernama Circuit Ficuit Racer, tempatnya di kota New York. Nama perusahaanku yaitu perusahaan Ferafii. Aku akan mengajakmu ke perusahaanku dan melihat sirkuitnya, yaitu di Circuit Ficuit Racer. Oh ya, nama mobilnya RFI. Mobil RFI tersebut bisa melaju dengan kecepatan 998 km perjam.

ekian dari aku. Wassalamualaikum Wr.Wb. Tolong dibalas ya !

Sahabatmu








Rafi

Surat Undangan Pribadi Najma


Perancis, 26 Juli 2032

Dear Puti
Di Jerman

Assalamualaikum Wr.Wb.,

Halo Puti, apa kabar ? Semoga baik-baik saja seperti kondisiku saat ini. Tiga bulan yang lalu, aku membuka cafe. Rencananya, aku ingin mengundang kamu dan teman-teman yang lain untuk datang ke cafeku. Nama cafenya adalah Dessert Cafe. Aku mengundang kamu dan teman-teman yang lain untuk reuni dan makan malam di cafeku. Usahakan datang ya ! Karena, kalau kamu tidak datang, acara reuninya tidak akan seru. Aku juga menyediakan makan malam yang spesial untukmu dan untuk teman-teman yang lain. Makanannya adalah roti ala Perancis, cheese cake rasa coklat, dan  lainnya. Kalau minumannya, ada blue ocean, yaitu soda biru dan ada juga orange squash, yang tentunya buatan aku sendiri. Aku mengadakan acaranya hari Minggu, tanggal 7 Agustus 2032. Alamat cafeku yaitu di Jalan Sweet Cheese No. 10, Perancis. Datang ya !
Tolong sampaikan surat ini ke teman-teman yang lain.
Demikian surat dariku. Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pengirim
 










Najma Aqila P.

Surat Undangan Pribadi Salsa


Indonesia, 24 Desember 2032

Untuk Angel
Di Afrika

Dear Angel,
Hai Angel, bagaimana dengan kabarmu ? Semoga kamu senang ya di Afrika. Oh ya Angel, sudah setahun keluargaku perusahaan batik. Dan keluargaku juga menjadi pengusaha batik lho. Aku sangat bangga menjadi pengusaha batik, karena aku sangat bangga menjadi anak Indonesia. Maka dari itulah, keluargaku mendirikan perusahaan batik. Oh ya Angel, aku mempunyai mimpi yang aku selalu tunggu, yaitu aku ingin sekali memperlihatkan berbagai jenis betik kepada orang di luar negeri sana. Angel, banyak sekali jenis batik yang aku jual, yaitu batik Madura, batik Yogyakarta, batik tulis, batik cap, dan masih banyak lagi. Warnanya juga beragam, seperti coklat, pink, hijau, kuning, orange, dan lainnya.

Angel, kamu senang membatik tidak ? Kalau aku sangat senang membatik. Tetapi aku ingin mengundangmu untuk datang ke perusahaanku. Aku ingin mengajarkanmu batik tulis yang digunakan dengan canting. Tempatnya di kota Bekasi Jalan Teratai Putih No. 5. Kalau kamu sempat, balas suratku ini ya Angel !
Salam manis







Salsa

Rabu, 27 April 2011

Insiden Kemarin

Saya baru saja selesai salam di rakaat terakhir sholat zuhur, ketika suara "Prang" itu terdengar dari ruangan sebelah.. Buru-buru saya buka mukena dan dengan sendal jepit bergegas keluar. Beberapa siswa dan guru sudah berdiri di depan toilet laki-laki. Apa yang terlihat membuat saya terperanjat. Kepingan-kepingan kaca berserakan di lantai toilet itu. Untungnya tidak ada siswa yang terluka. Saya bertanya, "Siapa yang melakukannya ?" tidak ada yang mengaku.
Beberapa anak langsung masuk kelas yang posisinya tepat di depan ruang guru, tempat saya tadi melakukan sholat Zuhur. Saya segera mengenakan sepatu dan masuk ke kelas itu.
Seorang anak tengah meraung-raung di karpet yang tergulung separuh.
"Kenapa, Nak ?" saya bertanya. Dia tetap menenggelamkan wajahnya ke karpet, tangisnya masih histeris.
"Saya tidak mau mengganti !" teriaknya.
"Nak, tidak perlu takut seperti itu. Hal ini  bisa kita bicarakan bersama. Kami tidak menyalahkanmu. Yang terpenting adalah kita belajar bertanggungjawab. Sudah menangisnya ." saya mencoba menenangkannya dengan menepuk punggungnya yang masih naik turun.
Perlu beberapa saat, sampai akhirnya anak itu membalik badannnya, dan duduk menghadap saya.
"Kamu minum dulu, dan ajak teman-teman yang tadi bermain bersama kamu. Kita bicarakan di ruangan Ibu."


Kurang dari 5 menit, kami sudah berkumpul di ruang kepala sekolah. Ada 4 anak yang terlibat dalam permainan, yang menyebabkan cermin di toilet laki-laki pecah. Salah seorang dari mereka memeluk bola dari bahan berwarna orange. Sekarang saya meminta mereka untuk menjelaskan kronologis kejadiannya secara lisan. Satu-persatu dari mereka menjelaskan. Kemudian, saya minta mereka menuliskan di buku pembinaan siswa tentang kejadian itu.


Peristiwa kaca pecah, tulang patah, bibir berdarah, dengkul robek adalah hal yang biasa dialami oleh anak-anak saat mereka melakukan aktivitas bermain atau belajar di sekolah. Bukan hal luar biasa yang harus ditanggapi dengan emosi yang berlebihan. Yang terpenting adalah, kita sebagai orang dewasa harus bersikap bijak dalam menanggapinya. Netral terhadap informasi, dan cermat mengklarifikasi persitiwa secara akurat dari sumber-sumber terkait. Dan selanjutnya merangkul anak-anak yang terlibat untuk masuk ke dalam ruang diskusi sebagai upaya mencari jalan keluar bersama. Dengan membiarkan mereka menjelaskan persitiwanya dan mengarahkan mereka menuju solusi terbaik yang bisa diambil.


Hasil dari diskusi mengenai kaca toilet yang pecah kemarin adalah keempat anak itu sepakat akan mengganti kaca dengan memberikan urunan uang sebesar Rp 25.000,00, dan uang tersebut akan mereka ambil dari uang saku pribadi mereka sendiri, tidak lagi meminta dari orang tua.
Saya pikir itu suatu jalan keluar yang perlu diapresiasi. Karena permainan dilakukan bersama-sama, maka mereka juga menyelesaikannya secara musyawarah, dan akhirnya mencapai kata mufakat.


(ki-kaca pecah, April 27th 2011)

Minggu, 24 April 2011

Pengusaha Kecil

Suasana riuh dengan meja-meja kayu berjajar rapi dan anak-anak yang riang menjajakan dagangannya. Mengundang orang-orang yang mungkin awalnya terpaksa tapi pada akhirnya membeli juga dagangan mereka. Riuh yang bersemangat. Itu adalah bayangan yang sudah lama terlintas di pikiran saya. Maka ketika minggu-minggu bergerak menuju hari pengambilan rapor mid semester II, saya terpikir untuk mengadakan program 'pasar-pasaran'. Kepala sekolah menyambut baik rencana saya, maka langsung  saya buat poster dengan judul besar "Gerai Usaha Siswa", bagi yang berminat . . . hubungi dan daftar langsung ke panitia !


Pengumuman tertulis memang sedang kami biasakan untuk menyebarkan informasi ke siswa. Membiasakan mereka untuk tanggap terhadap pengumuman yang tertempel di mading sekolah, bagian kecil dari kegemaran membaca. Belum sehari ditempel, sudah ada serombongan anak yang datang. Awalnya menanyakan peraturan dan syarat-syaratnya.  Saya ingat wajah-wajah kecil yang bersemangat itu.
"Tapi kami mau bersama-sama, Bu. Boleh ga ?" setengah memelas wajah itu menatap saya dengan mata beningnya yang bulat. Saya mengangguk, "Boleh, Nak. Tapi isi formulirnya dulu dan ditandatangani orang tua salah satu dari kalian, ya." saya sodorkan selembar formulir keikutsertaan gerai usaha siswa yang dilengkapi dengan peraturan yang harus dipahami oleh siswa dan orang tuanya.


Hari berikutnya, ada 3 rombongan siswa datang, dan meminta form keikutsertaan.
"Kami ingin berjualan roti bakar, puding, brownes, dan air jeruk, Bu." satu dari 6 anak yang datang itu menjelaskan. Mimik wajahnya yang polos tampak memerah. Sepertinya dia baru saja berlari sepanjang lorong menuju ke kantor saya. Karena teman-temannya yang lainnya pun tidak jauh berbeda kondisinya. Mereka masih berusaha manata nafasnya, dan 3 di antaranya duduk di kursi yang ada di ruang kerja saya. Saya perhatikan mereka satu-persatu. Enam orang dalam 1 gerai ?
"Bagaimana kalian membagi tugas ?"tanya saya. Bukan untuk mematahkan semangat mereka, tapi lebih untuk memastikan bahwa mereka semua benar-benar terlibat penuh dan bekerjasama dengan baik untuk membuka gerai bersama.
"Pertama, modalnya kami kumpulkan dari uang saku sendiri, sebesar Rp 30.000,00. Nanti sore, kami akan belanja bersama untuk membeli bahan-bahan. Besok sore, kami akan ke rumah Ririn untuk masak puding dan brownes. Untuk roti bakar, saya yang akan memasak langsung di gerai. Dan untuk air jeruk, akan dibuat oleh Tami. Sedangkan Lila dan Dea akan bertugas menjadi petugas penjualan yang mempromosikan gerai kami di hari pengambilan rapor nanti. Begitu Bu."
Anak itu menarik nafas panjang selesai menjelaskan. Saya kagum sekali dengan mereka. Dengan tersenyum, saya sodorkan formulir keikutsertaan membuka gerai.
"Good luck, Nak !"


Sampai H-1 sudah ada 10 gerai yang terdaftar. Mulai dari siswa kelas 3 sampai dengan kelas 6 telah mendaftar. Gerai yang diberi nama-nama kreatif itu menawarkan jajanan mulai dari makanan, minuman, sampai gantungan kunci kreasi sendiri. Kali ini, gerai hanya dibuka 10 saja untuk menjaga suasana pengambilan rapor agar tidak terlalu riuh. Apalagi pada hari itu, akan ada performance dari kelas PG sampai kelas 3. Terbayang suasana akan begitu ramai.
Jejeran 10 meja berbalut kain batik sudah tertata di sepanjang koridor sekolah. Setiap meja telah diberi nama gerai sesuai dengan formulir yang masuk. Saya lega melihat persiapan telah dilakukan dengan baik. Meja kasir juga sudah siap. Dan tidak sabar lagi untuk menunggu besok. :) 


Pelaksanaan di hari H tidak jauh berbeda dengan bayangan saya sebelumnya. Suasana meriah dan bising. Rayuan dan teriakan penjual untuk mengundang pengunjung membeli dagangannya. Mulai dari rayuan sekilas sampai dengan memaksa. Dengan membawa nampan berisi puding, beberapa orang anak menyebar di setiap pelosok sekolah yang dipadati orang tua. Di arena performance, hall sekolah, di ruang tunggu depan kelas, dan di  teras pojok aktivitas, sampai di lapangan parkir. Orang tua, teman, dan guru menjadi sasaran para pengusaha kecil itu. Saya termasuk salah satu di antaranya yang . . . terpaksa membeli. Tapi senang koq. 


Acara berjalan lancar hari itu. Pengambilan rapor, performance, pojok aktivitas, dan gerai usaha, berjalan simultan pada tracknya. Para pengusaha kecil belum boleh pulang, mereka masih harus melalui proses selanjutnya, yaitu penghitungan laba penjualan dan profit sharing dengan pihak sekolah yang sebesar 10% dari total penjualan, sekedar untuk membeli buku nota pembelian dan administrasi di meja kasir. Dengan wajah yang puas, satu-persatu dari mereka pulang. Keuntungan hasil kerja keras yang mereka dapat, semoga memperkaya pengalaman dan memori indah mereka di masa SD. 


Hampir semua pengusaha kecil itu menodong saya untuk mengadakan acara serupa dalam waktu dekat. Saya tanggapi dengan senyum, dan mungkin akan ada lagi pada saat pengambilan rapor semester II nanti. Ketika saya tanya pada salah satunya, "Apa yang akan kamu jual nanti ?" anak itu menjawab dengan spontan, "Pan cake keju." Lalu saya berbisik, "Berapa sih keuntungan yang kamu dapat hari ini ?" Anak itu dengan bangga menunjukkan kantong bajunya yang tebal, "Rp 85.000,00.".


"Ok, tunggu pengumuman selanjutnya ya, Nak !"Mendengar ucapan saya, mereka spontan bersorak senang. 


(ki-Inspired by Hari Wirausaha Siswa, March 23th 2011)







Minggu, 27 Maret 2011

PUISI


Sebentar Lagi Ujian
Karya: Hariestyo Bagus A. (kelas 4 B)

Cepat sekali waktu berlalu
Sebentar lagi ujian tiba
Harus belajar lagi dari sekarang
Kalau tidak akan menyesal nantinya

            Setiap waktu aku manfaatkan
bersungguh-sungguhlah untuk belajar
 Perbanyaklah belajar kurangilah bermain
meraih prestasi untuk negara



Panti Asuhan
Karya: Citra (kelas 4 B)

Panti asuhan ….
Hebatnya dirimu
Kau tempat menampung anak-anak
Kalau kau tidak ada, anak-anak menangis

Oh…. panti asuhan
Ku sangat dermwan
Kau juga indah
Sampai kukagum padamu


Aku Dapat Hadiah
Karya: Faras Nur A. A (kelas 5 A)

Sungguh senangnya hatiku
Mendapat sebuah hadiah
Pada hari ulang tahunku
           
Aku berulangtahun, aku senang
Dalam hati berkata
Esok nilaiku harus baik

Tapi aku tidak mau nilaiku jelek
Tidak ada untukku lagi hadiah
Aku harus terus belajar dan belajar lagi



Hadiah Ulang Tahun
Karya: Faras Nur A. A (kelas 5 C)

Pada hari ulang tahun ayah dan ibuku
Aku berkeinginan untuk memberinya sebuah hadiah
Hadiahnya berupa sebuah kue ulang tahun,
sebuah benda yang disenangi oleh ibu dan ayahku,
serta dengan memberikan nilai sekolah yang sempurna  
Aku harus menyisihkan sebagian uang jajanku untuk ditabung
Setelah terkumpul banyak, aku segera membuka celenganku
Untuk membeli kue ulang tahun serta hadiah
Aku berharap, ibu dan ayahku menyukai hadiah yang aku berikan


Ibu
Karya: Berliana R. A (kelas 3 A)

Sembilan bulan kau mengandungku
Kau mempertaruhkan nyawamu demi aku
Kau tidak peduli dengan keselamatanmu
Hanya aku yang kau pedulikan
Kuterharu melihat kau begitu melindungiku
Ibu, kau bagaikan bidadari yang turun di hatiku
Sungguh aku menyayangimu
Kasihmu tidak ada tandingannya
Terima kasih ibu 


Sahabatku
Karya: Shafa (kelas 5 C)

Oh, sahabtku
Kau selalu ada di hatiku
Kalau sedang sedih
Kau menghampiriku
Dan kau menghiburku
Dan kau membuatku tertawa

            Sahabatku ….
            andaikan kau tak ada
            aku selalu kesepian 
            dan aku selalu sedih
            tidak ada yang menolong aku
            kau selalu aku rindui

Oh, sahabatku
bagiku kau juara 1 untuk jadi teman
kau selalu menolong, jujur, dan baik
kalau aku di sekolah kau selalu sapa untukku
Terima kasih sahabatku


Indonesia
Karya: Viana (kelas 5 C)

Indonesia …
Kau negaraku
Kau tanah airku
Kau bangsaku

            Indonesia ….
            Kau bermacam-macam suku
            Kau bermacam-macam budaya
            Maka pertahankanlah wahai negaraku
           
                        Indonesia …
                        Walau banyak orang yang ingin menghancurkanmu
                        Namun aku rela berkorban untuk menghentikannya 
           


Bunda
Karya: Icha (kelas 3 A)

Oh Bunda, kau sangat berharga
di hadapanku
Kau bagaikan bintang yang berkelap-kelip
Kau adlah bundaku
Kau adalah yang terbaik bagiku 
Kau seperti malaikat di dalam hidupku
Tanpa kau kutak akan bisa
melakukan seperti ini
Kau memang bund terbaik



Sekolah Tua
Karya: Diang Alfi Syahrin (kelas 5 B)

Angin berhembus kencang
Melalui tembok yang bolong
Hujan turun deras
Melalui atap yang bocor

            Matahari menyengat
Membuat suasana menjadi panas
Hari demi hari
Gedung itu menjadi tua

Gedung itu adalah sekolah
Tempat belajar
Tempat untuk menuntut ilmu
Demi masa depan

            Andaikan saja
            Sekolah itu baru
Muridnya banyak 
Dengan guru yang banyak


Guru Terbaik
Karya: Diang Alfi Syahrin (kelas 5 B)

Mawar merah
Melati putih
Keindahanmu bukan dari tubuh
Kecantikanmu hanya dari hati

            Kupu-kupu terbang ke langit
            Kepintaranmu bukan sembarang tahu
            Kepintaranmu dari kebaikanmu
            Yang sangat pintar menembus angkasa

Teman, saudara, dan keluarga
Menemanimu di manapun kau berada
Kebaikanmu yang membuat mereka senang
Menerangi jalan di tempat yang gelap

            Daun perlahan gugur
            Terbawa sungai dari hulu ke hilir
            Setiap orang mempunyai waktu
            Tetapi sayang, waktunya kau untuk pergi

Kau mengajar kami telah lama
Mengajar pelajaran sampai kami mengerti
Guruku kaulah yang terbaik
Kau mengajar sekolah ini berdiri

            Inilah waktu yang berat untukmu
            Meninggalkan tubuh melepaskan jiwa
            Kembali ke tuhan yang mahakuasa
            Tanpa membawa seorang pun teman

 


Indonesia Tanah Airku
Karya: Tasya Rosa Wulandari (kelas 5 B)

Indonesia …
Adalah negaraku
Yang penuh dengan keragaman budaya
Dan juga keragaman suku

            Tanah airku …
            Dulu hutanmu sangat indah
            Namun hari demi hari
            Hutanmu berganti menjadi gedung

Oh,Indonesiaku …..
Jagalah ibu pertiwi ini
Janganlah ibu pertiwi ini rusak
Ayo, mari kita jaga Indonesia …


Bu Mumun yang Setia
Karya: Tasya Rosa Wulandari (kelas 5 B)

Bu Mumun …
kau sangat setia
kau sangat tegas
kau sangat baik hati

            Bu Mumun …
            Bagiku kau sangat setia
            Pada sekolah ini
            Sudah 11 tahun kau mengajar

                        Aku sangat menghargai
                        Kesetiaan hatimu
                        Kebaikanmu
                        Dan juga ketegasanmu


Permainan
Karya: Fernanda Nadhif (kelas 5 B)

aku suka permainan
ada banyak sekali permainan
seperti permainan tradisional
dan permainan modern

aku suka permainan tradisional
karena permainannya lebih seru
ada petak umpet, congklak, gundu
dan sebagainya

kalau permainan modern 
kalah serunya, ada PS, computer,
dan sebagainya. Tapi aku tetap
suka permainan tradisional



Mamaku Tersayang
Karya: Aby P. (kelas 4 B)

Oh, mama betapa aku menyayangimu
dirimu adalah orang yang kuhargai
mama jasamu tiada tara
kau selalu baik walaupun aku nakal
doamu selalu menyertaiku
akan selalu kukenang jasa-jasamu
terima kasih, mamaku




Bu Mumun
Karya: Lintang Jelita Anjani (kelas 5 B)

Bu Mumun …
Engkau sangatlah baik
Engkau mengajar kita dengan baik
Kita sangat berterima kasih

            Semua orang menghargai kamu
            Temanku menghargai kamu
            Guruku menghargai kamu
            Engkau sangat spesial

Tapi …
Engkau telah pergi
Semoga engkau
Diterima di sisi Allah ..


Bu Mumun
Karya; Tiffani Kenanga Mandalawangi (kelas 5 B)

Bu Mumun …
Engkau sangat berjasa
Tanpamu
Aku tidak bisa seperti ini

            Ya, Illahi …
            Mengapa Kau mengambil nyawanya?
            Padahal
            Masih banyak orang yang menyayanginya
 
Ya, Illahi …
Kalau memang ini kehendakmu
Kita hanya bisa menerima
Dan merenung dalam kesedihan

            Ya, Allah …
            Kuatkan hati hamba
            Dan keluarganya
            Bahkan keluarganya
            Bahkan teman-temannya
            Untuk melepaskan Bu Mumun
            Dari pelukan kami


Mama
Karya: Berliana R (Kelas III A)

Sembilan bulan kau mengandunganku
Kau mempertaruhkan nyawamu kau demi aku
Kau tidak peduli dengan keselamatanmu
Hanya aku yang kau pedulikan

Kuterharu melihat kau begitu melindungiku
Ibu, kau bagaikan bidadari yang turun di hatiku
Sungguh aku menyayangimu
Kasihmu tidak ada tandingannya
Terima kasih ibu… 



Panti Asuhan
Karya: Echa (kelas IV B)

Panti asuhan
Hebatnya dirimu
Kau bisa mengasuh anak-anak walau sering menangis

Oh, panti asuhan
Kau satu-satunya harapan bagi mereka
Tanpa kau mereka hidup tanpa didikan

Wahai panti asuhan
Dirimu tak tergantikan
Kau tempat mengasuh anak-anak
Panti asuhan
Aku sayang padamu



Aku Dapat Hadiah
Karya: Faras Nur A.A. (Kelas V C)

Sungguh senangnya hatiku
Mendapatkan sebuah hadiah
Pada hari ulang tahunku
           
            Aku berulang tahun aku senang
Dalam hati berkata
Esok, nilaiku harus baik

Tapi aku tidak mau nilaiku jelek
Tidak ada untukku lagi hadiah
Aku harus terus belajar dan belajar lagi



Ibu
Karya: Rasya (kelas III B)

Ibu, kau yang melahirkanku
Kau yang merawatku dari kecil hingga besar
Kalau aku sakit, kau yang merawatku hingga sembuh
Kalau aku mau apa saja, kau yang membelikannya
Terima kasih ibu …



Sebentar Lagi Ujian
Karya: Hariestyo Bagus A.

Cepat sekali waktu berlalu
Sebentar lagi ujian tiba
Harus belajar dari sekarang
Kalau tidak akan menyesal nantinya

            Setiap waktu aku manfaatkan
            Bersungguh-sungguhlah untuk belajar
            Perbanyaklah belajar kurangilah bermain
            Meraih prestasi untuk negara



Puisi Untuk Awan
Karya: Bintang (Kelas III B)

tubuhmu yang putih melayang-layang indah
bergerak tiada henti seolah mencari tempat sunyi
sebarapa jauh dan tinggi kugapai
takkan dapat menangkapmu

wahai awan
betapa cantik dikau
betapa indah dirimu


Bintang Di Langit
Karya: Nasya (Kelas IV B)

kupandang bintang di langit
begitu indah bentuknya
bersinar di malam hari
untuk menerangi langit

            oh, bintang
ketika pagi dating
aku mencari-cari engkau
ternyata engkau hanya berada di malam hari

terima kasih bintang
karena kau membantu bulan
menerangi malam 


Sahabatku
Karya: Shafa (Kelas V C)

Oh, sahabatku
Kau selalu ada di hatiku
Kalau sedang sedih
Kau menghampiriku
Dan kau menghiburku
Dan kau membuatku tertawa

            Sahabatku
            Andaikan kau tak ada
            Aku selalu kesepian
            Ketika aku selalu sedih
            Kau selalu kurindui

Oh, sahabatku
Bagiku kau juara 1 untuk menjadi teman
Kau selalu menolong, jujur, dan baik
Kalau aku di sekolah, kau selalu sapa aku
Terima kasih sahabatku



Kucing
Karya: Viana (Kelas V C)

Kucing, kau selalu menemaniku
Membuatku senang di saat kusedih
Saat tak ada teman, kau ada di dekatku
Meski kadang kumalas merawatmu
Kau tetap sehat dan senang

            Kucing, tidak ada yang bisa menggantikanmu
            Walau nanti pasti berpisah
            Aku senang bisa bertemu denganmu
            Bermain dan bercanda denganmu
Semoga kamu juga begitu